Sugeng Rawuh Wonten Blog ipun Kang Jamboel

Minggu, 25 Oktober 2009

Dari perempatan sampai ke gereja ….

Di salah satu lingkungan sebuah paroki dikota perbatasan, disalah satu keluarga katolik yang terdiri dari bapak, ibu dan empat orang anak. Orang tuanya mendidik anak-anaknya untuk mengikuti segala kegiatan di Gereja, baik itu misa lingkungan, sekolah minggu, misa tiap hari minggu. Tetapi semua itu tidak menjamin anak-anaknya seturut dengan apa yang diharapkan oleh kedua orang tuanya, sebut saja dia Jamboel. Dia lahir di tahun 80-an, diapun tumbuh seperti anak-anak yang lainnya belajar dan bermain bersama dengan temen-temannya. Di setiap hari minggu dan hari raya Natal, Paskah orang tuanya slalu mengajaknya ke gereja. Karena diantara teman-teman sepermainannya hanya dialah yang beragama katolik, jadi pada hari minggu adalah hari yang paling ditunggu jamboel dan temen-temennya untuk bermain bersama. Tapi buat ku hari minggu hari untuk ke Gereja, karena itu setiap hari minggu setiap diajak ke Gereja dia selalu membuat alasan.
Di waktu usia memasuki SMP dia sering bergaul dengan anak-anak yang usianya relative lebih tua, kebetulan pergaulan anak-anak di daerah situ kurang baik. Mulai dari sering nongkrong di perempatan sambil merokok, minum-minuman, berjudi. Di suatu hari sebelum lebaran semua umat muslim menjalankan ibadah puasa dan setiap malam menunaikan sholat tarawih, aku merasa bingung mau main bersama siapa? Tanpa dia sadari, setiap temen-temen berangkat tarawih dia ikut berkumpul bersama temen-temen. Dan setelah waktu menunjukkan waktu sholat, aku hanya tinggal sendirian. Dia merasa minder kok gak ada temennya ya….? Toh kalau ada temennya yang tidak ikut tarawih, aku dengan temenku mencari tempat untuk bisa minum-minum. Dan di masa SMA serta kuliah kenakalan ku semakin menjadi-jadi, mulai dari penampilanku yang sudah berbeda sekali dan rambutku yang gondrong, telingaku yang pakai anting. Tidak hanya sebatas mengenal minuman keras, tapi aku juga pernah memakai barang-barang narkotika. Tapi untungnya aku tidak sampai kecanduan, aku hanya mencoba supaya aku tidak kalah gaul sama temen-temenku. Apalagi di saat kuliah di kota gudeg aku kost, jauh dari pengawasan orang tua aku merasa bebas mau ngapa-ngapa gak ada masalah. Dan semua itu di dukung oleh kondisi temen-temenku kost, ke Gereja pun aku tidak pernah. Padahal setiap minggu aku juga pulang, tetapi setiap aku pulang aku tidak pernah sedikitpun ingat sama gereja apalagi Tuhan Yesus. Setiap pulang waktuku hanya aku berikan buat pacarku, yang kebetulan berbeda agama. Ya kalau pun ke Gereja paling hanya waktu hari raya Natal dan Paskah. Sampai-sampai aku pernah ikut misa waktu hari raya dengan kondisi mabuk..! selama aku berpacaran kurang lebih delapan tahun aku sudah melupakan Tuhan, aku sudah berpaling dari Nya.
Sampai akhirnya aku lulus kuliah tahun 2003 trus aku ikut kerja di suatu percetakan, kurang lebih dua tahun aku bekerja disitu tiba-tiba aku ditinggal nikah pacarku. Sampai akhirnya aku keluar kerja, setelah beberapa bulan suatu sore aku duduk didepan rumah. Waktu itu lewatlah sebuah mobil yang berisi temen-temen mudika di wilayahku, baru beberapa meter mobil itu mundur menghampiriku. Setelah itu ada salah satu temen mudika cewek keluar mengajak aku untuk ikut latihan koor digereja. Saat itu aku berfikir mau ngapain juga dirumah, akhirnya aku ikut bersama mereka. Tapi saat itu aku masih belum bisa merubah sifatku, karena aku masih sering pergi bersama temen-temenku yang dulu. Tetapi setiap sabtu sore aku berusaha untuk ikut misa, dari situlah setiap aku mendengarkan bacaan Kitab Suci dan homili dari Romo, hati ku mulai terketuk bahwavselama ini aku sudah melupakan Tuhan. Dengan sambutan temen-temen mudika yang begitu hangat pada ku membuat hatiku semakin teguh untuk kembali ke jalan Tuhan, aku rindu akan Tuhan. Sampai-sampai temen-temen tidak percaya kenapa kelakuanku bisa berubah 180 derajat.
“ Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampung, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihi engakau” (Markus.5:19) ….
Merupakan perintah Yesus kepada pemuda yang telah disembuhkan. Dia yang sudah sekian waktu kerasukan roh jahat akhirnya dibebaskan dari roh jahat. Dia yang dulunya tak terkendali akhirnya telah waras, duduk, dan berpakaian. Itulah gambaran kasih dan penyertaan Yesus bagi orang yang menderita dan tidak mampu menguasai diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Sragen, Jawa Tengah, Indonesia

Geguritan

Dhuh Gusti

Apa kang bakal dadi
Nyamurupi kahanan no-noman saiki
Pangenggo sarwo srontongan
Nginum ngepil nyabu pakaryan sadinan-dinan
Rambut disemprot abang ijo kuning
Persis kaya sulak pranti tebah-tebah
Kuping ditindik irung ilat dianting-antingi
Ngono jare gaul

Apa iki kang kinaran keblinger saka bebener
Aku nggumun setahun njembleng serendheng
Apa agama wis ora tumawa
Nuntun manungsa tumindak utama
Apa guru wis ora bisa ditiru
Malah kepara wagu tur saru
Apa wong tuwa wis ora kuwawa
Amarga wis keblithuk gebyaring donya
Apa pamarintah wis kalah lan pasrah
Mbrastha kahanan sing wis kadhung bubrah

Dhuh Gusti .....
Yen bocah-bocah sing penthalit iki
Sing bakal nerusake pandoming jaman
Mugi tinebihna saking pancabaya
Tumanduk mring kawula nusa lan bangsa

PEWAYANGAN

Lembu Andini


Lembu Andini iku titihane Bathara Guru kang awujud lembu wadon awarna seta. Seto iki asale saka jagad Sonyaruri. Putrine Prabu Patanam raja jin saka Negara Dahulagiri. Mulabukae Lembu Andini dadi titihane Bathara Guru, yakuwi nalika Bathara Guru pinaringan kakuwasan dening Sanghyang Tunggal minangka ratu telung jagad utawa Jagad Tri Buwana. Sawijining wektu Bathara Guru nglanglang angkasa saperlu mirsani kahanan donya. Nalika tekan pucuking Gunung Tengguru, Bathara Guru ngungun dupi pirsa cahya mencorong kang asale saka pucuke gunung. Bareng diparani pranyata sapi kang lagi mesubrata.

Dening Bathara Guru, sapi kang ngakune pangeran sing nguwasani donya iku didangu bab apa karepe. Lan wangsulane si sapi yakuwi supaya kabeh titah ing salumahe bumi kudu manut manembah marang dheweke. Midanget ature Lembu Andini sakala Bathara Guru duka yayah sinipi lan kandha menawa ora bakal ana kang jumeneng ratu ing salumahe bumi kejaba Sang Maha Agung. Lan kang dipasrahi ya Bathara Guru dhewe. Bathra Guru banjur mateg aji Kemayan Jati, Lembu Andini sakala nglempreg ilang otot bebayune lan ngakoni yen kalah malah pasrah bongkokan marang Bathara Guru. Nanging krana Bathara Guru wicaksana mula Lembu Andini didadeke titihane.